Teruntuk kamu, yang kisah cinta kita akan kutulis disini. Yang pernah membawa cinta dalam hidupku. Yang pernah memberi bahagia dan luka.
Untukmu, lelaki yang pernah singgah dihatiku. Bertahan dengan kekuranganku. Mencoba menyempurnakan apa yang tidak ada.
Untukmu, lelaki yang pernah selalu kusebutkan namanya dalam doa. Ku tulis disetiap bagian belakang dan depan bukuku.
Untukmu, lelaki yang namanya tak pernah ku lupa hingga kini. Yang kenangannya selalu teringat. Yang senyumannya membuat aku luluh.
Untukmu, yang pernah menyatakan cintanya padaku. Memberikan seluruh kemampuanmu untukku. Merelakan waktumu untuk bersamaku.
Untukmu, orang yang diam-diam pernah menyelingkuhi aku dibelakang. Mengatakan cinta juga kepada wanita lain. Meluangkan waktu juga kepada wanita lain.
Yang diam-diam masih menyimpan perasaan kepada mantan kekasihmu. Yang diam-diam masih berhubungan dengan mantan kekasihmu.
Kamu, yang tidak pernah mengakui semua itu. Yang terus bersikap keras bahwa kamu tidak melakukannya.
Kamu, yang pada akhirnya berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Untuk terus mencintai aku.
Dalam setiap doaku, selalu kusisipkan namamu, selalu kudoakan dirimu, hingga mungkin Tuhan bosan mendengarnya.
Hingga akhirnya kita berpisah, berbeda sekolah. Terpisah jarak dan waktu. Dan sulit berjumpa.
Ada rasa khawatir dalam benakku. Iya, aku takut, takut semua kesalahanmu yang lalu kau lakukan lagi.
Disaat kita jauh, disaat kita hanya berkomunikasi tanpa bertemu, dan kamu ternyata sedang bersama wanita lain. Aku takut akan itu.
Aku coba hilangkan semua kekhawatiran itu, rasa takut itu. Tapi percuma! Aku tidak bisa! Aku tetap takut!
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Walau kamu memaksa untuk mempertahankannya. Walau kamu berjanji untuk selalu ada untukkmu.
Semua ucapmu, sebentar membuat aku tenang. Hanya sebentar, rasa takutku mulai muncul lagi, sayang.
Disuatu hari, dibulan Agustus kita bertemu yang pertama kalinya setelah kita 2 bulan terpisah.
Tak disangka, itupun pertemuan terakhir kita hingga akhirnya kita putus.
Aku terkejut, saat kedua kalinya aku mengucap kata putus. Kamu langsung mengiyakan.
Tanpa bertanya, kenapa, apa alasannya dan tidak mempertahankannya seperti dulu.
Tepat ditanggal 2, hari jadi kita ke 6 bulan. Kita berpisah, memutuskan untuk saling berhenti mencintai. Untuk tidak mengganggu lagi satu sama lain.
Aku tidak tau, apa yang buat kamu berbeda. Dulu kamu mempertahankan dan kini kamu merelakan.
Mungkinkah ada wanita lain, sayang? Atau sudah hilangkah seluruh cintamu untuk aku?
Mungkin kamu senang, terbebas dari seorang wanita seperti aku. Tanpa kamu ketahui aku rapuh disaat itu juga.
Aku hanya bisa menangis, menyesali perbuatanku, menyesali keputusan yang telah aku buat.
Ingin aku tulis namamu disini, namun aku mengerti. Betapa malunya kamu jika namamu terpampang disini. Dilihat banyak orang, yang tau semua kelakuanmu.
Aku tidak tau, apakah kamu membaca tulisan ini atau tidak. Yang aku tau, aku telah menuliskan semua cerita kita selama ini.
Berat rasanya, menulis ini semua. Mengingat kembali luka lama yang telah hilang diingatan.
Dipaksa mengingat semua kejadian diantara kita. Dipaksa membuka lebar masa lalu yang telah tertutup rapat.
***
(Tantangan menulis kisah sedih dimasa lalu oleh Aprie Janti)
Sebab masih ada rasa, yg buat hati tak enak saat mencurahkannya lewat tulisan.
BalasHapusterkadang penyesalan itu datangnya terakhiran
BalasHapustapi dari penyesalan itu kita bisa tau potensi diri kita, apa sanggup bangkit atau cuma terpuruk aja.
Hapusseseorang yang meninggalkan sejuta kenangan memang begitu adanya :)
BalasHapus